Hikmah Tertimpa Musibah
By Tofik Rochadi
Kita berkeyakinan bahwa apa yang sedang melanda negeri
kita Indonesia adalah musibah atas kehendak-Nya, meskipun segala sesuatu yang
terjadi melalui perantara fenomena alam dan ulah manusia.
Segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan
segala sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi.
Dalam beberapa tahun terakhir ini
bangsa kita "dikejutkan" dengan berbagai macam musibah, seperti gempa
bumi, tsunami, tanah longsor, lahar gunung berapi, kekeringan, banjir bandang,
lumpur panas, angin puting beliung dan kecelakaan (kapal laut, pesawat terbang,
KA, dan kendaraan darat), sampai-sampai musibah yang menimpa hampir seluruh
jamaah haji kita dimana mereka kelaparan saat menunaikan ibadah haji ditanah
suci.
Kenapa bangsa kita berturut-turut
mengalami musibah bencana alam? Para Alim Ulama, Ustad,Kyai akan berpikir dan
bertanya-tanya apa dosa dan kesalahannya sehingga harus mengalami penderitaan
yang berat dan berturut-turut?
Bencana alam terjadi akibat ulah
tangan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung,
misalnya karena perambahan hutan digunung, orang-orang membangun gedung yang
tinggi menjulang tanpa memikirkan bahwa perlu adanya wilayah resapan air,
akibatnya terjadilah banjir dimana air tak lagi ada tempat leluasa mengalir
atau meresap.
Alquran Surat Ar-Rum Ayat 41
disebutkan: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar".
secara tidak langsung antara
lain berbuat kejahatan dan kemaksiatan (perzinaan/prostitusi, percabulan),
perjudian, minum minuman keras, pencurian (korupsi). Jika perbuatan itu
merajalela akan mengundang datangnya bencana.
Hadis yang diberitakan oleh Ummu
Salmah, Nabi Muhammad saw bersabda: "Jika kemaksiatan yang dilakukan oleh
umatku semakin jelas ( terbuka ), maka Allah swt akan menimpakan azab kepada
mereka semua". Ummu Salmah bertanya: "Apakah termasuk kepada mereka
yang saleh?" Nabi menjawab: "Ya, tentu".
Jadi, jika bencana alam menimpa
suatu daerah, semua penduduk di daerah itu terkena musibah, tidak membedakan
antara yang saleh dan yang jahat. Mengapa orang-orang yang taat kepada Tuhan
juga terkena musibah? Karena di pundak orang-orang yang saleh itu terdapat
kewajiban melaksanakan amar makruf nahi munkar agar penduduk di daerahnya
menjauhi kejahatan dan kemaksiatan.
Menurut pandangan Islam, musibah itu
bisa merupakan cobaan, peringatan, bisa pula berupa azab. Maka dari itu,
marilah hendaknya kita bisa mawas diri dan merenung, adakah kaitan antara
musibah tersebut dengan perilaku mereka, untuk kemudian mereka memperbaiki
perilakunya.
Allah swt berfirman dalam Alquran
Surat AI-Baqarah Ayat 155: "Dan sesungguhnya Kami akan mengujimu dengan
sesuatu cobaan seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan ( bahan makanan ). Namun gembirakanlah orang-orang yang
bersabar".
Demikian juga musibah yang menimpa
diri pribadi kita berbeda-beda, ada yang diuji sebab anak yang keluar jalur
hidup hingga laksana musuh dalam selimut dalam keluarga. Ujian diri kita karena
pekerjaan atau jabatan karena kita tidak istiqomah bahkan tidak amanah. Ujian
keluarga juga kebanyakan masalah ekonomi yang tiba-tiba bangkrut atau hilangnya
sebagian rezeki yang selayaknya diterima. Musibah bagi rumah tangga bisa juga
tidak rukunnya keluarga hingga pecah atau terjadi perceraian. Ujian bagi
seseorang juga akibat tidak lulusnya seauatu
sesaui apa yang kita harapkan. Di depan kita ujian kehidupan pribadi ini
terus menghadang. Tinggal bagaimana memanej musibah ini menjadi ladang beramal
dan beribadah agar kelak kita menjadi pemenang dunia akherat.Bukankah Allah
tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali dirinya sendiri. Bahkan ujian hidup
sudah ditakar sesuai kemampuan diri kita. Selamat menikmati musibah untuk
mengangkat derajat kita menjadi lebih bernilai.
(Catatan Galau Hati, Juli 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar