Selasa, 24 April 2012

Gebyar Kartini 2012 Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Kabupaten Tegal




Slawi, Minggu, 22 April 2012
Pengalamanku hari ini menjadi juri lomba lukis anak-anak sungguh unik. Banyak anak yang didampingi ibu bahkan ayahnya untuk mengikuti lomba. Anehnya mereka semua berharap menjadi juara. Barangkali sudah menjadi refleksi parenting mereka dengan berbagai cara membantu anak mereka agar bisa mengikuti lomba dengan baik, ada yang sekedar menyiapkan peralatan lomba, tetapi ada juga yang  memberi komando untuk menorehkan crayon tertentu, bahkan ada yang sesekali ikut mengambilkan crayon sekaligus membantu mewarnai sesuai keinginnya. Haruskah demikian menjadi official lomba lukis dan mewarnai untuk anak?
Kegiatan ini merupakan peringatan Hari Kartini oleh Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Kabupaten Tegal  bertajuk Gebyar Kartini 2012 bertempat di Gedung Rakyat Kabupaten Tegal. Pelaksanaan Lomba melukis dan mewarnai gambar diadakan hari ini, minggu 22 April 2012, sedangkan Pameran Seni Rupa berlangsung hingga sepekan kedepan. Acara ini mengusung kegiatan Lomba mewarnai gambar untuk Kategori PAUD dan Play Group, Lomba Mewarnai gambar Kategori Taman Kanak-kanak, Lomba melukis untuk kategori Sekolah Dasar kelas 1 s.d. kelas 3 dan Pameran Seni Rupa. Ketua panitia Gebyar Kartini 2012 – Suristo, mengatakan tema kegiatan ini “Meningkatkan mentalitas dan karakter bangsa melalui berkarya seni rupa”.
Antusias masyarakat terhadap acara ini termasuk bagus. Ruang Gedung Rakyat yang luas itu hampir dipenuhi oleh peserta lomba. Gebyar Kartini 2012 ini juga mendapat respon positip dari Ketua 1 Dewan Kesenian Kabupaten Tegal Teguh Herdy Sancoyo, S.Pd.MM, bahkan beliau hadir dan membuka langsung acara tersebut. Ketika ditanya kesan dan pesan terhadap acara ini, Beliau mengatakan,”Saya merasa bangga dan memberikan penghargaan luar biasa kepada rekan-rekan Komite Seni Rupa dan Komunitas Perupa Sanggar Putik’99 yang telah mengadakan moment untuk anak-anak Bangsa ini. Kembangkan terus kreatifitas anak-anak untuk menciptakan bangsa yang berkarakter kuat. Agendakan terus kegiatan seperti ini dan lestarikan. SALAM BUDAYA.”
Acara lomba lukis dan mewarnai gambar Gebyar Kartini 2012 berlangsung cukup meriah, apalagi dengan diselingi oleh organ tunggal yang melantunkan lagu-lagu anak-anak bersama pebwawa acara Aya Production, hingga para peserta merasa cukup terhibur.  Salam kreatif buat pecinta seni rupa kabupaten Tegal.

Sabtu, 21 April 2012

MENELADANI R.A. KARTINI






http://globaleducatie.blogspot.com/search/label/Pendidikan


Posting By Tofik Rochadi
R.A. Kartini terlahir 133 tahun yang lalu, tepatnya di Jepara, pada tanggal 21 April 1879 dan meninggal muda saat beliau berusia 25 tahun 4 bulan 17 hari (Desa Bulu, Rembang, 17 September 1904).
R.A. Kartini namanya harum di mata Bangsa Indonesia, terutama kaum wanita, karena beliau adalah “pelopor kebangkitan perempuan pribumi.” Sehingga namanya diabadikan menjadi pahlawan setelah keluarnya SK Presiden RI (Ir. Soekarno) No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 tentang penetapan Kartini sebagai pahlawan Kemerdekaan Nasional dan lahirnya (21 April) dijadikan peringatan sebagai hari besar.
Kehidupan anak ke-5 dari 11 saudara ini penuh dengan perjuangan. Saat memasuki usia 12 tahun putri pasangan R.M.A.A Sosroningrat dan M.A. Ngasirah ini mulai dipingit dan saat itulah perubahan-perubahan paradigma dalam berpikirnya semakin berkembang dan kritis seiring dengan terbiasa berkoresponden dengan teman-temannya di Eropa (Belanda) dan bersentuhan dengan berbagai lapisan masyarakat dan agamanya (Islam) yang banyak menerangkan tentang kemuliaan seorang perempuan.
Terlepas dari pergaulannya beliau dengan kaum bangsawan Eropa, sejatinya ada latar belakang sosial disekitarnya yang sangat meyentuh terhadap diri R.A. Kartini. Awalnya adalah Ngasirah. Beliau yang melahirkan Kartini pada 21 April 1879. Waktu itu ayah Kartini, Sosroningrat, masih wedana. Tapi ketika diangkat jadi bupati, ia menikah dengan Raden Ajeng Moerjam, keturunan bangsawan Madura. Moerjam-lah yang kemudian menjadi Raden Ayu Bupati Jepara, bukan Ngasirah yang telah melahirkan delapan anak. Ngasirah, anak Kiai yang pedagang kopra dari Desa Mayong, Jepara, tergusur. Dia hanya seorang selir dan tidak berhak tinggal di rumah utama kabupaten. Ia harus memanggil anak-anaknya sendiri ndoro (majikan), sementara mereka memanggil dirinya yu (panggilan untuk orang kebanyakan atau kakak perempuan). Bahkan Ngasirah masih harus merangkak-rangkak dan membungkuk-bungkuk di depan putra-putrinya sendiri. Disamping itu, beliau menikah secara “terpaksa” pada tanggal 12 November 1903 dengan Bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Peristiwa-peristiwa inilah yang mengilhami pemikiran-pemikiran beliau dalam membela harkat dan martabat kaum wanita, khususnya di tanah Jawa dan umumnya di Indonesia.
Pasca beliau wafat, J.H. Abendanon, selaku menteri kebudayaan, agam, dan kerajinan Hindia Belanda pada waktu itu (1900-1905)”merekontruksi” surat-surat yang pernah dikirimkan R.A. Kartini pada para teman-temannya di Eropa menjadi sebuah buku. Door Duisternis tot Licht demikian judul buku tersebut dalam bahasa Belanda yang berarti “Habis Gelap Terbitlah Terang.”
Judul tersebut mengingatkan saya akan ayat Al-quran yang sering terbaca saat talaqi ataupun muroja’ah, “Minadz dzulumati ilaan nur” yang kemudian saya sengaja mencari kalimat Al-quran sejenis dalam Al-Quran menghasilkan 6 tempat pada 5 surat berbeda; Qs. Al-Baqoroh(2):257, Ath-Thalaq (11): 65, Al-Hadid (57):9, Ibrahim (14): 1 dan 5 dan Al-Ahzab (33): 43. Kemudian buku tersebut diterjemahkan kedalam berbagai bahasa diantaranya, Inggris, Arab dan tentunya Indonesia.
Pandangan-pandangan kritis yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap pemerintah Belanda akan agamanya (Islam) yang pada waktu itu salah satu politik “misionaris” Belanda adalah tidak diperbolehkan menterjemahkan dan mentafsirkan Al-quran dengan alasan “Kitab Suci” dengan tujuan tersembunyi agar umat Islam semakin bodoh dan tidak paham akan agamanya sendiri.
Melalui surat tersebut beliau mempertanyakan,
“Mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami.”
“Bagaimana mungkin kami bisa mencintai agama kami, mengamalkan, mengajarkan, memperjuangkan dan membela agama kami (Islam) jika kami bodoh (karena pemerintah Belanda melarang menterjemah dan menafsirkan Al-Quran)”. (Habis Gelap terbitlah Terang, Armijn Pane, Balai Pustaka, 1978. Hal. 45).
Sindiran lainnya tentang “agama” yang menjadi dasar penjajahan Belanda yakni aksi misionaris yang mereka lakukan. Beliau menyatakan, 
“Dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu…”
Perdebatan tentang pemikiran R.A. Kartini tidak pernah sepi diantaranya beliau dianggap menghianati perjuangannya sendiri dengan menerima poligami yang dahulu pernah beliau tentang.
Yang jelas buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang diterbitkan Balai Pustaka tahun 1978 setebal 214 halaman tersebut dengan format lima bab pembahasan berbeda dari buku aslinya yang bejudul Door Duisternis tot Licht berdasarkan factor paradigma pemikiran R.A. Kartini yang terus berkembang dan menunjukkan perubahan sikap; baik terhadap control social, politik maupun masalah religiusitasnya.
R.A. Kartini telah berkembang menjadi perempuan yang taat beragama, ekspresif, sadar akan kedudukannya sebagai seorang perempuan yang dimuliakan dalam Islam, emansipasi yang tidak keluar dari aturan agama yang telah salahkaprah pada saat ini dengan mengatasnamakan beliau terlebih masalah gender equality yang malah menurunkan bahkan melecehkan harkat dan martabat seorang perempuan.
Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan. Jadi, sebagai pelajar marilah kita teruskan perjuangan RA Kartini dengan cara belajar yang tekun.
Disarikan dari tulisan: Dra. Hj Luluatul Fuadiyah, M.A  

Rabu, 18 April 2012

Quantum Learning



Posting by Tofik Rochadi
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria.
Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.
Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1992)
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.
Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut. Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”. Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.”
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri.
Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa, para pelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.
Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.
Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.
Sumber : Septiawan Santana Kurnia, Quantum Learning bagi Pendidikan Jurnalistik: (Studi pembelajaran jurnalistik yang berorientasi pada life skill); on line : Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan www.depdiknas.go.id

Selasa, 17 April 2012

Menjadi Suami Sholeh


posting by Tofik Rochadi
Assalamu’alaikum…..
Salam Sejahtera untuk semuanya, semoga kita senantiasa ada dalam lindungan Allah. Amiin.
Dalam rangka mengenang ulang tahun perkawinan kami yang ke 18, pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan kembali dari apa yang saya dapatkan, yaitu Tips Menjadi Suami Sholeh, yang mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi saya dan semuanya sebagai update amanat pernikahan. Mari kita baca ilmu tentang Cara Menjadi Seorang Suami Sholeh.
Jika ada seorang istri yang sholehah yang selalu memperhatikan, melayani suami dengan segala kebaikan. Ia juga selalu menuruti segala perintah dan memenuhi keinginan sang suami dengan kepatuhan yang sempurna. Menjaga ibadahnya dan selalu mengingatkan suami untuk berlomba mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bukankah tidak ada alasan lagi bagi sang suami untuk tidak membalasnya dengan menjadi suami yang sholeh, penuh perhatian dan kasih sayang. Demikian beberapa kiat untuk menjadi suami yang sukses :
1.      Mencukupi kebutuhannya dengan nafkah yang halal dan baik. Salah satu tugas suami adalah memberi nafkah kepada istri dan keluarganya, tentunya nafkah yang baik lagi halal, dan tidak berlebih-lebihan yang dapat membuat istri dan keluarga hidup mewah, boros dan sombong. Berilah nafkah yang wajar sesuai dengan kemampuan, namun tetap bersungguh-sungguh mencari nafkah sebagai bentuk tanggungjawab sebagai suami.
2.      Berdandanlah untuk istri anda, selalu bersih dan wangi. Sesering apakah kita tampil didepan istri dengan pakaian ala kadarnya? Sama halnya dengan suami yang menginginkan istrinya kelihatan manis untuknya, setiap istri juga menginginkan suaminya berdandan untuknya.Sebagai contoh, ingat, bahwa Rasulullah SAW selalu menggosok giginya terlebih dahulu sebelum menemui istrinya setelah bepergian. Beliau juga selalu menyukai senyum yang paling manis.
3.      Panggilah istri anda dengan nama yang ia sukai. Rasulullah SAW mempunyai nama panggilan untuk istri-istrinya yang sangat mereka sukai. Panggilah istri anda dengan nama yang paling indah baginya dan hindari menggunakan nama-nama yang menyakitkan perasaan mereka.
4.   Jangan memperlakukan seorang istri seperti lalat. Kita tidak pernah menghiraukan seekor lalat didalam kehidupan kita sehari-hari, tahu-tahu dia menjadi penyakit buat kita. Sama halnya seorang istri yang berbuat baik sepanjang hari, jika tidak pernah mendapat perhatian dari suaminya, maka dia juga akan memperlakukan suaminya bagai sebuah penyakit. Jangan sekali-kali perlakukan dia seperti ini; kenali semua kebaikan yang dia lakukan dan pusatkan perhatian padanya.
5.      Jika anda melihat kekurangan istri anda, tegur dengan lemah lembut!. Ini adalah cara bijak yang juga dianjurkan Rasulullah SAW. Terkadang istri kita memasak kurang sesuai dengan kesukaan atau selera kita, atau cara berdandannya kurang baik atau berlebih-lebihan. Ketika terhadap suaminya, ia berdandan semaunya, tetapi ketika bepergian dandanannya menor membuat orang lain memandanginya. Maka sepantasnya kita memberitahu dengan sikap yang lemah lembut dan menggunakan bahasa yang tidak menyinggung perasaannya. Termasuk jika melakukan sesuatu yang tidak pantas dilakukan istri-istri kita. Ini adalah teknik bagi seorang muslim sebagai kepala rumah tangga.
6.      Tersenyum untuk istri anda kapan saja anda melihatnya. Senyuman adalah shodaqoh dan istri anda termasuk ummat muslim juga. Bayangkan hidup dengannya dengan senyum yang selalu tersungging. Ingatlah, sunnah juga menerangkan bahwa Rasulullah SAW selalu mencium istrinya sebelum pergi sholat ke masjid.
7.     Berterimakasihlah untuk semua yang dia lakukan untuk anda. Sekecil apapun yang istri anda lakukan buat anda, jangan sekali-kalli menganggapnya sebagai hal sepele, Berterimakasihlah, karena ucapan terimakasih anda sungguh berarti bagi istri anda dan akan terukir indah dihatinya. Ambil contoh, ucapkan terimakasih ketika usai makan malam yang dia sediakan. Juga untuk kebersihan rumah dan selusin pekerjaan lainnya.
8.  Mintalah padanya untuk menulis sepuluh perbuatan terakhir yang telah anda lakukan untuknya yang membuat dia senang. Kemudian pergi dan lakukan itu kembali. Mungkin agak sulit untuk mengenali apa yang membuat istri anda senang. Anda tidak perlu untuk bermain tebak-tebakkan, tanyakan padanya dan kerjakan secara berulang-ulang selama hidup anda.
9. Jangan kecilkan keinginannya. Hiburlah dia. Kadang-kadanga seorang suami perlu mengabulkan permintaan istrinya. Rasulullah SAW memberikan contoh buat kita dalam sebuah kejadian ketika Safiyyah radhiyallahu ‘anha menangis karena dia (Safiyyah) berkata bahwa beliau (Rasulullah) memberikan sebuah unta yang lamban. Rasulullah pun menyapu air matanya, menghiburnya, dan membawakannya sebuah unta yang lain. Tentulah pemberian yang secukupnya sesuai dengan kemampuan kita.
10.  Penuh humor dan bermain-mainlah dengan istri anda. Lihatlah betapa Rasulullah SAW pernah bertanding lari dengan istrinya Aisyah radhiyallahu ‘anha di sebuah padang, dan membiarkan Aisyah memenangkannya. Kapan saat terakhir kita melakukan hal seperti itu?
11.Ingatlah selalu sabda Rasulullah SAW: “Yang terbaik di antara kalian adalah yang memperlakukan keluarganya dengan baik. Dan aku adalah yang terbaik memperlakukan keluargaku”. Cobalah yang terbaik. Sebagai kata akhir: Jangan pernah lupa berdo’a kepada Allah Azza wa Jalla, agar membuat pernikahan anda bahagia.
Demikian tulisan ini setidaknya bermanfaat untuk diri saya dan pembaca sekailan. (Disariakan dari tulisan Dr. Arip Hidayat  http://dasistalovers.wordpress.com.)

Rabu, 11 April 2012

BENCANA LAGI






Hari  ini, 11 April 2012 telah terjadi gempa bumi di Sumatra dengan kekuatan 8.5 SR
Jam 6.26-29. Gempa susulan jam 16. 48, mari kita koreksi diri ada apa yang kuasa memberi.musibah.

Ada beberapa hal yang bisa kita maknai dari berbagai macam bencana dan musibah tersebut.
Allah menurunkan bencana untuk menunjukkan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya. Agar kita merenungi betapa besarnya kekuasaan Allah, dan betapa besarnya nikmat Allah kepada kita. Gunung baru batuk saja, sudah meluluhlantakkan segenap yang ada di sekelilingnya. Lautan, digoncang sedikit saja, sudah menyapu segenap daratan yang ada didekatnya. Bagaimana jika – naudzu billah - Allah melakukan lebih dari itu? Betapa nikmat Allah selama ini teramat besar. Hendaknya kita segera bersimpuh dihadapan kebesaran dan keagungan Allah. Marilah kita contoh apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika beliau mendapati gerhana. Yang beliau lakukan adalah melakukan sholat, sebagai bentuk pengagungan terhadap Allah SWT.
Terjadinya bencana bisa bermakna bahwa Allah menjewer kita, memperingatkan kita, agar kita beristighfar, bertaubat, dan berbenah diri. Jika tidak sekadar menjewer, niscaya bumi dan segenap isinya sudah hancur tanpa sisa dan tanpa bekas. Allah SWT berfirman dalam QS Fathir: 45: “Dan  kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan apa yang mereka lakukan, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk melata pun. Akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu. Maka apabila datang ajal mereka, maka Sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.”
Kalau Allah masih mau menjewer kita, itu artinya Allah masih sayang kepada kita. Justru yang lebih kita takutkan adalah ketika Allah akan membiarkan kita. Itulah yang disebut dengan istidraj, sebagaimana yang Allah pernah lakukan terhadap Fir’aun.
Jeweran Allah terhadap kita adalah seperti jeweran orangtua terhadap anaknya yang masih kecil. Jeweran itu tidak lain kecuali agar si anak berubah menjadi lebih baik.
Dalam skup individu, kalau Allah sayang kepada kita maka Allah akan menimpakan ujian dan musibah kepada kita, seperti sakit, kehilangan, dan sebagainya. Yang demikian itu untuk memperingatkan kita, dan menghapus dosa-dosa kita.
Maka, setelah berkali-kali Allah menjewer kita, kita layak bertanya: Mengapa jeweran ini kok terus-menerus? Mengapa bencana tak kunjung selesai? Mengapa kita tidak kunjung bertaubat dan berubah menjadi baik? Mengapa korupsi dan kolusi di negeri ini seolah-olah tidak bisa dipangkas dan tidak jelas ujung pangkalnya, sulit diurai, mbulet, dan misterius.
Sama seperti anak kecil, kalau dia dijewer sekali kok belum berubah maka dia akan dijewer lagi. Tetapi kalau belasan kali atau bahkan puluhan kali dijewer kok belum berubah juga, itu namanya anak bebal, susah dinasihati, dan keras hati.
Bagaimanapun juga, marilah kita ber-husnudzon dengan jeweran-jeweran Allah. Semoga dengan berbagai macam bencana dan musibah yang menimpa, Allah hendak mengangkat derajat kita, mengentaskan kita dari kebobrokan, tapi dengan syarat: jika kita mampu melampaui ujian ini, yakni dengan kembali kepada Allah dan berbenah diri.
Semestinya kita sadar bahwa musibah atau bencana apapun bentuknya tidak akan pernah bisa dilepaskan dari perbuatan dan tingkah polah kita. Allah SWT berfirman, “Apa yang menimpamu berupa kebaikan maka itu adalah dari Allah, dan apa yang menimpamu berupa keburukan maka itu adalah dari dirimu-sendiri.” (QS An-Nisa’: 79). Allah SWT juga berfirman, “Dan apapun yang menimpa kalian berupa musibah maka itu adalah akibat perbuatan tangan-tangan kalian sendiri, dan agar Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian).” (QS Asy-Syura: 30). Bahkan secara lebih tegas lagi Allah SWt berfirman, “Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan tangan-tangan manusia, agar Allah merasakan sebagian (akibat) dari apa yang mereka kerjakan, agar mereka mau kembali.” (QS Ar-Rum: 41)
Perbuatan dan tingkah polah kita yang mendatangkan musibah dan bencana pada dasarnya dua macam. Pertama, yang menyalahi sunnah kauniyah: merusak keseimbangan alam, seperti penggundulan hutan, pembalakan liar, buang sampah sembarangan, tidak mempedulikan tata ruang yang baik, dan sebagainya. Kedua, yang menyalahi sunnah syar’iyah: melanggar aturan-aturan Allah, yang haram diterjang saja, perintah wajib tidak dilakukan, kemaksiatan merajalela bahkan sudah dilakukan secara terang-terangan dan tanpa malu-malu lagi.
Sekarang mari kita tanya diri kita sendiri: apakah melakukan salah satu dari dua kesalahan itu, atau bahkan dua-duanya sekaligus? Mungkin ada yang menjawab: “Lho, saya tidak melakukannya.” Ya, mungkin Anda tidak melakukannya. Tapi bagamana dengan orang-orang di sekitar Anda?
Allah tidak akan menahan adzabnya hanya gara-gara masih ada segelintir manusia yang masih baik. Tetapi Allah bisa mengadzab karena kesalahan kolektif kesalahan suatu masyarakat. Kesalahan suatu bangsa. Dan dalam keadaan seperti ini, Allah tidak akan pilih-pilih dalam menurunkan adzabnya. “Dan takutlah kalian terhadap siksa yang tidak akan menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kalian (namun juga menimpa semua orang), dan ketahuilah bahwasanya Allah amatlah keras siksaan-Nya.” (QS Al-Anfal: 25) Demikianlah. Ketika Allah menurunkan adzab, maka adzab itu akan mengenai semua orang: tidak peduli orang yang baik ataupun para ahli maksiat. (Dirilis tulisan Abdur Rosyid    http://menaraislam.com)